BERITA

Kota Blitar - Kasus Chikungunya di wilayah Blitar Kabupaten sempat mengalami kenaikan. Namun kondisi itu tidak terjadi di Kota Blitar. Sampai saat ini, Dinas Kesehatan Kota Blitar belum menerima adanya kasus chikungunya. Meski demikian, Dinas Kesehatan tetap mengimbau agar masyarakat tetap mewaspadai. ancaman penyaman penyakit berbasis lingkungan (PLB), seperti chikungunya dan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Administrator Kesehatan Ahli Madya, Dinas Kesehatan Kota Blitar, Trianang Setyawan mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan kasus chikungunya baru dari faskes yang ada di wilayah Kota Blitar. Meski demikian, kewaspadaan tetap diperlukan mengingat kasus chikungunya telah banyak ditemukan di beberapa daerah lain.

"Untuk Chikungunya mulai dari menjelang akhir tahun 2024 sampai Januari 2025 kita belum menerima adanya laporan kasus, namun tren Chikungunya yang mulai meningkat di wilayah kabupaten dan  beberapa daerah di Jawa Timur akan menjadi perhatian untuk peningkatan kewaspadaan kami," kata Trianang.

Trianang menjelaskan chikungunya disebabkan virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Gejalanya mirip dengan demam pada umumnya, namun tidak seberbahaya kasus DBD yang bisa menyebabkan pendarahan, dehidrasi hingga berujung fatal. Hanya saja, gejala penyerta yang khas seperti ruam - ruam merah pada kulit dan nyeri pada bagian sendi dapat mempengaruhi produktivitas pasien. Bahkan, waktu pemulihannya sampai berhari-hari atau berminggu-minggu.

"Secara umum gejalanya sama dengan demam pada umumnya. Tapi ada yang khas itu muncul ruam - ruam dan nyeri sendi. Jika ditemui gejala bisa segera periksa ke Faskes terdekat," pungkas Trianang.

Trianang menambahkan kunci mencegah Chikungunya yaitu dengan menerapkan gerakan PSN 3M Plus dan menjaga daya tahan tubuh. Mengingat penyakit ini termasuk dalam safety meeting disease, pasien akan sembuh dengan sendirinya bila memiliki sistem daya kekebalan tubuh yang kuat. (Pang)