Kota Blitar - Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas Kesehatan terus menggencarkan upaya deteksi dini tuberkulosis (TBC), sebagai strategi nasional dalam Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis. Dalam realisasinya, deteksi dini tidak hanya menyasar pasien di fasilitas kesehatan pemerintah, tetapi juga menggandeng dokter praktek swasta melalui integrasi aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar, Dharma Setiawan menyebutkan, pihaknya kini memacu skrining sebanyak mungkin, terutama bagi masyarakat yang mengalami batuk lebih dari dua minggu. Pemeriksaan awal dilakukan dengan pengambilan sampel dahak untuk memastikan keberadaan bakteri TBC pada pasien.
“Sejauh ini capaian penemuan kasus cukup bagus. Fokus kami saat ini adalah mengoptimalkan deteksi dini melalui skrining, dan semua dokter praktek swasta kita libatkan lewat aplikasi SITB, agar tidak ada kasus yang terlewat,” terang Dharma.
Dharma menambahkan, pengobatan TBC tidak bisa disamakan dengan batuk biasa. Terapi TBC membutuhkan waktu minimal enam bulan, dengan pendampingan intensif dari tenaga kesehatan serta dukungan penuh dari keluarga pasien.
Sementara itu, Administrator Kesehatan Ahli Madya Dinas Kesehatan Kota Blitar, Trianang Setyawan melaporkan, hingga hari ini sudah ada 2.128 warga yang teridentifikasi sebagai terduga TBC. Angka ini menunjukkan bahwa strategi deteksi dini mulai memberikan hasil positif.
“Ini bagian dari komitmen kami mendukung target nasional, yakni menurunkan 95 persen angka kematian akibat TBC di tahun 2030,” ungkap Trianang.
Selain memaksimalkan aplikasi SITB, Dinas Kesehatan Kota Blitar juga memperkuat sistem pelaporan dan pemantauan pasien, agar seluruh pasien yang terdeteksi dapat menyelesaikan terapi hingga benar-benar sembuh. (Pang)
Berita Populer
by Admin Kota | 13 Jun 2019
by Admin Kota | 10 May 2019
by Admin Kota | 22 Jun 2023
by Admin Kota | 04 Mar 2019
by Admin Kota | 11 Jan 2023
by Admin Kota | 20 Feb 2023