Kota Blitar - Dinas Kesehatan Kota Blitar mendeteksi penyakit kasus malaria diawal tahun 2025. Meski angkanya cukup terkendali, namun penularan malaria harus tetap diperhatikan. Hal tersebut disampaikan Administrator Kesehatan Ahli Madya, Bidang P2P, Dinas Kesehatan Kota Blitar, Trianang Setyawan.
Trianang menyebut sejak bulan Januari hingga Februari, pihaknya menerima adanya 3 laporan kasus malaria di Kota Blitar. Yang mana, semua kasus itu merupakan kasus impor yang ditularkan dari wilayah endemis di luar Jawa. Dari 3 pasien malaria, dua diantaranya merantau dan bekerja di wilayah endemis sedangkan satu lainnya mengenyam pendidikan di wilayah Indonesia Timur, yakni NTT.
"Hingga Februari ada 3 kasus Malaria, dimana ketiganya memiliki perjalanan atau aktivitas rantau di daerah endemis," kata Trianang
Untuk memastikan tidak ada transmisi lokal penularan malaria di Kota Blitar, Trianang mengaku telah melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) pada seluruh keluarga pasien. Seluruhnya menunjukkan hasil yang negatif infeksi. Tak hanya itu, pengecekan saluran air secara berkala dan penaburan bubuk larvasida juga telah dilakukan untuk mencegah kemunculan nyamuk Anopheles betina.
"Saat ini seluruh pasien rawat inap Malaria sudah bisa pulang ke rumah karena sudah tidak kami temukan parasit plasmodium di tubuh pasien, kami juga sudah melakukan PE serta penaburan bubuk larvasida di sekitar rumah yang bersangkutan," ungkap Trianang.
Trianang menerangkan bahwa gejala klasik infeksi Malaria yang mudah dikenali diantaranya demam tinggi dengan periode tertentu, menggigil hebat dan berkeringat. Pihaknya mengimbau bagi masyarakat yang pulang dari wilayah endemis, bisa melakukan skrining malaria untuk mencegah penularan. (Pang)
Berita Populer
by Admin Kota | 13 Jun 2019
by Admin Kota | 10 May 2019
by Admin Kota | 22 Jun 2023
by Admin Kota | 04 Mar 2019
by Admin Kota | 11 Jan 2023
by Admin Kota | 20 Feb 2023