BERITA

Batik Kinan Karya Warga Gedog, Suguhkan Motif Ikonik Dengan Pewarna Alami

Admin Kota 03 Feb 2025 221x Share
img-berita

Kota Blitar - Batik kini menjadi simbol kebanggaan budaya Indonesia yang semakin digemari berbagai kalangan masyarakat, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Seiring dengan kemajuan zaman, perkembangan batik pun mengalami transformasi yang pesat. Jika dulu hanya identik dengan pakaian formal, kini batik hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari busana kasual, aksesori, hingga interior rumah. Memberikan sentuhan yang kaya akan budaya, dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya inovasi dan kreativitas, pengrajin batik di Indonesia berhasil membawa batik semakin mendunia. Tentunya dengan menonjolkan ciri khasnya, dari motif, teknik, maupun bahan yang digunakan. Seperti Batik Kinan asal Kelurahan Gedog, Kota Blitar yang konsisten menuangkan ikon budaya dalam setiap desain batiknya.

Owner Batik Kinan, Nanik mengungkapkan usahanya bermula saat dia mengikuti pelatihan batik di Kota Blitar, tepatnya di tahun 2010. Dari situlah, Ia semakin termotivasi untuk terus mengembangkan batik. Mengingat sebelum pelatihan itu, Nanik sempat berprofesi sebagai seorang petani yang memiliki rutinitas harian di sawah. Namun dengan tekadnya dalam melestarikan batik, perlahan demi perlahan kini usaha batik miliknya sudah banyak dikenal masyarakat.

"Dulunya saya hanya petani, bukan keturunan seorang pembatik, awal saya mulai bisa dan tertarik membatik saat saya menerima pelatihan dari dinas setempat di Tahun 2010,” ujar Kinan.

Agar bisa bersaing di pasar, Batik Kinan sengaja membuat batik yang berbeda yaitu dengan mengedepankan pewarna alam dalam proses produksinya. Meskipun penggunaan warna alami membutuhkan proses produksi yang lebih lama dan menghasilkan warna yang tidak secerah zat pewarna kimia. Namun hasil produk batik dengan pewarna alami lebih banyak dicari dan diminati pembeli. Bahkan batik dengan pewarna alami banyak dipesan dari mitra asosiasi batik Jawa Timur.

Nanik mengatakan beberapa pewarna alami yang sering dikenakan yakni kulit jalawe untuk hasil warna hijau kecoklatan, kulit mahoni dan daun tinggi untuk warna merah kecoklatan, sabut kelapa untuk warna krem kecoklatan, daun indigo dan mangga untuk warna hijau.

"Proses pewarnaan alami membutuhkan waktu produksi yang lebih lama karena kain perlu di mordan atau direbus dulu dan nantinya pewarnaan dengan cara dicelup bukan digoreskan, meski demikian banyak yang meminta request agar batik pesanannya diwarnai dengan pewarna alami," ungkap Kinan

Selain pewarna alami, daya tarik lainnya disalurkan melalui ikon Kota Blitar yang dituangkan dalam batik. Salah satunya adalah koi, wajah Bung Karno dan lainnya. Dari sisi budaya lokal, Ia mengangkat jaranan pegon dan topeng barongan kucingan blitar sebagai motif. Sedangkan dari sisi sejarah ia mengenalkan motif monumen potlot dalam tajuk motif sekar dharma yang kental akan historis perjuangan PETA di Kota Blitar. Disisi lain, pihaknya juga memasarkan produk wastra lain seperti jumputan, shibori dan batik ecoprint.

Nanik mengatakan dalam sebulan galeri batiknya telah menjual 30 - 40 kain batik. Pemesanan terbanyak dari Pasuruan, Surabaya dan Solo. Harga yang dibandrol untuk selembar kainnya juga bervariatif mulai dari Rp 250 ribu hingga RP 1,5 juta tergantung jenis batik yang dipesan cap, tulis atau kombinasi. Bagi yang berminat untuk melihat produk Batik Kinan, bisa datang ke rumah produksinya yang beralamat di Jl Pemuda Sumpono RT 03 RW 03. (Pang)

Berita Populer

Makna Hari Raya Kupatan

by Admin Kota | 13 Jun 2019

KPU Kota Blitar Tetapkan DPT Pemilu 2024

by Admin Kota | 22 Jun 2023

© Copyright 2023 Pemerintah Kota Blitar. All Rights Reserved