BERITA

Kota Blitar - Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, S.H.I. menegaskan bahwa Pancasila bukanlah sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis di pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945. Hal ini disampaikannya usai mengikuti Kenduri Pancasila yang merupakan salah satu rangkaian Grebeg Pancasila pada 1 Juni 2025 di area Wisata Makam Bung Karno.

Mas Ibbin mengungkapkan, lima sila dalam Pancasila bukan sekadar catatan sejarah, namun terlahir sebagai ideologi bangsa. Pihaknya menilai, Pancasila selama ini menjadi dasar dalam membangun dan mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Rangkaian acara Grebeg Pancasila yang digelar Pemkot Blitar juga sebagai refleksi masyarakat Bumi Bung Karno agar memaknai setiap butir sila.

“Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis di pembukaan UUD. Dia (Pancasila) adalah jiwa bangsa dan pedoman dalam mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka, bersatu, adil, dan makmur,” ungkapnya.

Sementara itu, Kenduri Pancasila menjadi salah satu kegiatan sakral dalam mengenang peristiwa lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945 silam. Kenduri Pancasila adalah puncak dari perayaan Grebeg Pancasila. Kegiatan tersebut digelar di kompleks Perpustakaan Nasional Ir. Soekarno, diikuti jajaran kepala OPD, budayawan, tokoh masyarakat, hingga generasi muda.

Mas Ibbin menjelaskan, rangkaian kegiatan tahun ini tetap mengacu pada tahun sebelumnya, yakni, Kirab Pancasila, Renungan Malam, Upacara Hari Lahir di Alun-alun Kota Blitar, Kirab Gunungan Lima, hingga kenduri.

Pihaknya berharap, Pancasila sebagai pemersatu dari 270 juta jiwa di Tanah Air tersebut, bisa dimaknai secara menyeluruh oleh warga Kota Blitar.  

“Harlah Pancasila tak hanya momentum mengenang rumusan dasar negara, tapi teguhkan kembali komitmen nilai luhur yang jadi pondasi berdirinya NKRI. Lewat Pancasila kita belajar bahwa kebhinekaan bukan alasan perpecahan, tapi alasan untuk bersatu,” tandasnya. (Vid)